Di Tinjau Oleh 24 April 2022 I Dr. Linda Afiaty SY
Jerawat Hormonal
Sebagian besar dari kita mengasosiasikan istilah "jerawat hormonal" dengan jerawat mengerikan yang mengganggu kita selama masa remaja .Faktanya, ini paling sering terjadi pada wanita dewasa antara usia 20 dan 40 tahun. Dan Anda masih belum jelas begitu Anda mencapai usia 40-an, karena hormon yang berfluktuasi dapat memicu jerawat saat menopause.
- Apa penyebab jerawat hormonal?
yang pertama, penting untuk memahami bagaimana jerawat hormonal berbeda dari komedo dan komedo putih. Jerawat hormonal, seperti yang mungkin sudah ditentukan, terkait dengan hormon . Akibatnya, jerawat biasanya bertepatan dengan siklus menstruasi wanita. Meskipun, mereka juga dapat menyelaraskan dengan perubahan hormonal utama lainnya. Dengan kata lain, jerawat pascamelahirkan dan jerawat menopause bisa jadi bersifat hormonal.
Fluktuasi estrogen dan progesteron, yang keduanya sangat bervariasi sepanjang siklus menstruasi, dapat memicu jerawat hormonal. Rasio masing-masing juga dapat memengaruhi testosteron wanita, yang, pada akhirnya juga dapat menyebabkan jerawat. Kortisol, hormon stres, dapat mempengaruhi semua hormon ini juga.
Sementara penyebab pastinya belum dipahami, fluktuasi hormonal – yang dapat berupa menstruasi atau siklus atau keduanya pada wanita menyebabkan peningkatan produksi minyak di pori-pori. Jadi kemungkinan itulah bagaimana jerawat hormonal dimulai.
- Bagaimana Anda bisa tahu apakah jerawat Anda hormonal ?
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa jerawat berhubungan dengan hormon. Kenyataan yang tidak menguntungkan dari jerawat hormonal adalah bahwa wanita cenderung paling aktif secara hormonal di usia 20-an, yang membuat mereka paling rentan terhadap fluktuasi hormonal yang intens selama dekade itu – dan jerawat yang dihasilkan.
- Jerawat muncul di sekitar dagu dan rahang.
Jika secara teratur diganggu oleh jerawat kistik yang meradang di sekitar wajah bagian bawah , itu mungkin jerawat hormonal. Kelebihan hormon merangsang kelenjar minyak, banyak di antaranya terletak di sekitar dagu . Terlalu banyak produksi minyak dapat menyumbat pori - pori.
- Jerawat terjadi pada interval yang konsisten.
Jerawat biasanya mengikuti siklus menstruasi, tetapi polanya bisa tetap ada bahkan pada wanita pascamenopause karena mereka masih mengalami fluktuasi bulanan dalam kadar estrogen dan progesteron mereka, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada wanita pra-menopause.
- Jerawat adalah kista yang dalam dan menyakitkan.
Benjolan di bawah permukaan kulit ini biasanya lunak karena telah menumpuk minyak selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu, yang kemudian menyebabkan reaksi peradangan. Karena komponen inflamasi itu, perawatan topikal saja tidak efektif. Sebaliknya, pendekatan yang lebih klinis untuk pengobatan diperlukan.